GEMERLAP TAHUN 2008 BERSAMA ALUMNIHKX.BLOGSPOT.COM

Menjadi Muslim Inklusif

oleh : MuMu

di Era Global Bahwa umat manusia semuanya berbeda tidak dapat dibantah,secara fisik dan psikologis,tidak ada dua manusia yang sama. Disamping perbedaan ras dan suku,terdapat sekian perbedaan antara lain : dalam gagasan pemikiran pengetahuan dan penilaian yang kesemuanya itu tumbuh dari budaya yang ada di sekelilingnya.

Perbedaan pemikiran keagamaan adalah sesuatu yang paling dominan di Indonesia saat ini,semenjak dunia menghasilkan perkembangan-paerkembangan yang menakjubkan dalam teknologi dan komunikasi,keragaman pemikiran keagamaan telah menjadi suatu kenyataan yang mesti diterima dengan baik secara intelektual,maupun secara moral,dan secara hukum mesti dilindungi oleh negara.

Belum lama ini kita telah mendengar tokoh-tokoh islam populer seperti : Jalaludin Rahmat,Dawam Raharjo dan Prof.Dr. Quraisy Syihab pakar tafsir Indonesia telah dianggap sesat oleh sebagian orang yang menyatakan dirinya sebagai ulama lewat sebuah buku yang berjudul Aliran-aliran Sesat. Begitu mudahkah para ulama dan kaum muslim saat ini menganggap pemikiran seseorang itu sesat hanya karena mereka dekat dan terbuka dengan kaum agama lain,atau hanya karena sebuah pernyataan yang menurut sebagian ulama tidak sesuai dengan ajaran yang mereka terima selama ini.

Islam adalah agama yang terbuka,tidak layak bagi seorang muslim untuk menganggap seseorang itu sesat hanya karena pernyataan yang dikeluarkan oleh orang tersebut tidak sesuai dengan apa yang diyakininya, janganlah kita bersikap eksklusif atau menutup diri terhadap pemikiran agama yang tidak sesuai dengan apa yang kita yakini selama ini.Kita harus bertoleransi dan berprasangka baik untuk menerima segala pendapat dengan sikap rendah hati.

Perlu diingat menerima tidaklah sama dengan meyakini dan mengakui tidak sama dengan menyamakan.Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa bersatu dalam keragaman tanpa membedakan ras,suku,golongan dan agama dan bersikap terbuka demi membangun Indonesia yang kondisinya multicultural.Ibnu Qoyyim Al-Jauzi berkata orang yang bersikap fanatik dan tidak mau menerima pendapat orang lain bukanlah termasuk dari golongan oran yang berilmu.

Perbedaan bukanlah berarti perpecahan dan berbeda bukan berarti permusuhan.Rasulullah SAW tidak jarang membenarkan pendapat yang berbeda walaupun kelihatanya bertolak belakang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa suatu ketika Rasulullah SAW memerinttahkan seorang sahabatnya menuju perkampungan bani Quraizah,beliau bersabda : Janganlah seorang diantara kamu sholat ashar,kecuali diperkampungan bani Quraizah.Ketika maghrib tiba mereka belum juga tiba diperkampungan itu para sahabat berbeda pendapat,sebagian ada yang sholat maghrib terlebih dahulu diperjalanan,dan sebagian lagi tetep meneruskan perjalanannya dan baru akan sholat setelah sampai diperkampungan bani Quraizah.Dan ketika mereka kembali,dan melaporkan hal itu kepada nabi Muhamad SAW,beliau tidak mempersalahkan salah satu dari kedua kelompok itu.

Betapa indahnya akhlak Rasulullah SAW itu,beliau adalah orang yang inklusif dan selalu terbuka kepada siapapun,namun apa yang terjadi pada kaum muslim saat ini,orang muslim sering kali hanya mengetahui lalu meyakini satu pandangan saja dan menolak bahkan menilai siapa yang mengamalkan ajaran selain yang diyakininya maka telah keluar dari koridor agama.Orang yang seperti itu sebenarnya adalah orang yang tidak mengerti dan paham agama.

Apabila anda membaca Alqur’an, maka maknanya akan terlihat jelas dihadapan anda,anda bagaikan melihat gambar dan hakikat-hakikat yang tampil dihadapan anda,demikianlah sehingga anda menduga telah mengetahui maknanya secara jelas,namun bila anda membacanya sekali lagi,anda akan menemukan makna yang berbeda dengan makna sebelumnya.begitulah seterusnya sampai anda menemukan kata atau kalimat yang mempunyai arti bermacam-macam. Yang mungkin semuanya benar.

Ayat-ayat Alqur’an bagaikan intan mutiara,yang semua sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda-beda dengan sudut- sudut yang lainnya. Tidak mustahil jika anda mempersilahkan orang lain untuk memandangnya, niscaya ia akan melihat cahaya yang lebih banyak dari apa yang anda lihat. Tidakkah anda perhatikan bagaimana kitab suci al qur’an dapat menampung berbagai pemikiran mazhab? Tidakkah anda perhatikan bagaimana kitab suci al qur’an dapat menampung aneka pendapat ilmiah yang berbeda-beda?.

Demikian sekilas yang perlu dihayati oleh setiap muslim dalam menyikapi aneka pendapat yang berbeda. Semua kita bersaudara dan tidak boleh perbedaan pendapat membuat rusak hubungan kita sesama manusia. Allah menciptakan berbagai golongan itu di maksudkan untuk menguji kita semua, seberapa besar kita memberikan kontribusi kebaikan kepada umat manusia. Dan kepada Allahlah semua golongan itu kembali.ALLAH SWT berfirman ; Tiap – tiap orang berbuat menurut keadaannya masing –masing, Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya ( Al israa, 84) .